Hai sobat Mardi saya dokter Andri Susanto, saya Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di rumah sakit Mardi Waluyo.
- Dok, mengapa seseorang bisa terkena stroke?
Jadi untuk stroke sendiri itu selalu ada faktor resiko baik untuk stroke perdarahan maupun stroke penyumbatan, faktor resiko stroke yang utama itu ada 5 yang pertama itu bisa dari punya riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol, kemudian ada riwayat kencing manis yang tidak terkontrol, kemudian ada riwayat kolesterol tinggi, riwayat merokok maupun ada riwayat gangguan jantung. Nah apabila ada faktor resiko tersebut yang penting buat kita untuk mengontrol faktor resiko tersebut agar tidak menyebabkan komunikasi stroke. Nah alternatif lain kita juga perlu menjalankan pola hidup sehat contohnya kita perlu berolahraga minimal 300 menit dalam waktu satu minggu, harapannya untuk bisa menjaga kesehatan kita secara umum dan terlebih bisa juga sebagai pencegahan terhadap stroke.
- Apakah pemulihan pasca stroke melalui terapi rutin bisa normal kembali?
Baik, untuk pemulihan stroke itu sangat tergantung pada beberapa hal yang pertama, sangat bergantung dari jenis strokenya sendiri. Seperti kita ketahui stroke itu ada 2 macam yang pertama itu adalah stroke penyumbatan atau sering disebut stroke non-Hemoragik dan yang kedua adalah stroke pecah pembuluh darah otak atau sering dibilang sebagai stroke Hemoragik. Nah kedua, faktor kedua yang berpengaruh itu adalah seberapa luas strokenya, jadi dimana kena struknya dan seberapa luas strokenya itu sangat mempengaruhi seberapa lama seseorang akan mengalami gangguan pada fungsi tubuh. Yang ketiga adalah penanganannya, seberapa cepat pasien stroke mendapatkan penanganan, oleh karena itu, buat rekan-rekan yang tiba, menemukan orang-orang yang memiliki kecurigaan stroke seperti bicara pelo, kemudian ada kelemahan pada satu sisi atau bibir tampak miring sebaiknya segera dibawa untuk berobat karena semakin cepat penderita stroke mendapatkan terapi yang sesuai, obat-obatan yang sesuai itu pemulihannya, harapannya juga semakin baik.
Yang terakhir adalah seberapa berat gejalanya, semakin berat gejala pada penderita stroke, semakin berat juga proses pemulihannya, contoh pada pasien yang stroke yang mengalami stroke ringan masih bisa menggerakkan anggota tubuhnya, pemulihannya jauh lebih cepat dibandingkan dengan penderita stroke yang berat yang sama sekali tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Oleh karena itu, untuk penilaian seberapa jauh bisa pulih atau bagaimana pilihannya biasanya kita buat berdasarkan kasus per kasus, jadi memang kita melihat kondisi pasien pada saat pasiennya sudah dirawat dan juga pada saat pasien dalam perawatan rawat jalan.
- Untuk pasca stroke ringan, apakah ada program khusus untuk dapat mulai berolahraga kembali?
Pada pasien yang sudah mengalami stroke ringan tentunya tujuan program rehabilitasi bertujuan untuk mengembalikan pasien agar dapat kembali beraktivitas seperti sebelum sakit. Nah apabila dia sudah bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tentunya kita selalu mendorong pasien untuk bisa mulai berolahraga karena olahraga itu juga merupakan salah satu pencegahan sekunder, pencegahan sekunder maksudnya bagaimana kita mencegah supaya stroke tidak berulang, jadi olahraga merupakan salah satu bagian dari pencegahan sekunder stroke. Nah olahraga tentunya sangat di dasarkan pada kondisi pasien, bagaimana kemampuan berjalan pasien, kemudian apakah pasien memiliki penyakit yang lain seperti sakit jantung atau ada riwayat sakit yang lain seperti darah tinggi atau kencing manis, nah itu akan sangat menentukan olahraga mana yang kira-kira bisa dilakukan oleh pasien. Oleh karena itu, saran saya adalah apabila bapak ibu memiliki keraguan maka dapat berkonsultasi baik dengan dokter syaraf ataupun dengan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi terkait dengan program olahraga yang akan bapak/ibu lakukan.
[su_youtube url=”https://youtu.be/_CfsJRfO-v8″ width=”200″ height=”200″]